Selasa, 12 April 2011

MANFAATKAN LAHAN TERBATAS DENGAN VERTIKULTUR

Sangat menyenangkan bila di sekitar lingkungan tempat tinggal kita bisa terlihat hijau dengan berbagai tanaman apalagi jika dapat dirasakan manfaatnya. Akan tetapi keterbatasan lahan menjadi penghambat jika untuk bercocok tanam. Bagi Anda yang berminat untuk membudidayakan tanaman namun bingung karena tidak memiliki cukup lahan, tak perlu risau lagi. Kini Anda dapat menggunakan sistim pertanian vertikultur yang dapat dilakukan di ruang atau lahan yang sangat terbatas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Perbedaannya dengan bertanam di kebun atau lading hanya terletak pada lahan yang dipergunakan.
Sistim pertanian vertikultur merupakan sistim budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat untuk mengatasi keterbatasan lahan. Disamping itu, ada juga yang disebut vertikultur organik yaitu budidaya tanaman secara vertikal dengan menggunakan sarana media tanam, pupuk, dan pestisida yang berasal dari bahan organik non kimiawi.
Tidak semua jenis tanaman bisa dilakukan dengan vertikultur. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan cara vertikultur adalah tanaman semusim atau yang berakar pendek. Contohnya seperti tanaman sayuran, yaitu selada, kangkung, bayam, sawi, tomat, cabai, wortel, terong, dan kubis; tanaman hias seperti anggrek, melati, dan mawar; serta tanaman rimpang-rimpangan sebagai apotek hidup, seperti jahe, kunyit, kencur, dan laos. Wadah yang digunakan sebagai tempat bertanam vertikultur pun sederhana, murah, dan mudah didapat. Anda dapat memanfaatkan pipa paralon, pot, kantong plastik, bamboo, gerabah, kaleng bekas, atau gelas bekas air mineral. Sedangkan sebagai alatnya Anda dapat menggunakan bor listrik atau gergaji, kawat, dll.
Sistim vertikultur dapat menggunakan bangunan khusus (modifikasi green house) ataupun hanya digantung dan ditempel di tembok-tembok. Bentuknya pun dapat dimodif sesuai dengan kreasi dan lahan yang tersedia. Yang terpenting adalah karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita dapat merancang sistimnya dengan benar.

Kelebihan sistem pertanian vertikultur antara lain :
  1. Efisien dalam penggunaan lahan karena hasil yang diperoleh akan lebih banyak dibandingkan menanam sayuran secara konvensional, panen dari sayuran dengan metode vertikultur juga tak mengenal waktu, bisa 3-4 kali panen. Jika menanam tebu di kaleng (10 susun) dapat menghasilkan 200 batang. Sementara menanam tebu di tanah 1 m2 hanya dapat menghasilkan 4 batang saja.
  2. Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida.
  3. Tanaman data dipindahkan dengan mudah diletakkan dalam wadah tertentu.
  4. Mudah dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman.

Namun sistim budidaya menggunakan cara vertikultur juga memiliki kelemahan, yaitu :
  1. Sistim penyiraman harus benar-benar teratur karena pengairan merupakan jantung dari vertikultur.
  2. Investasi awal cukup tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar